Minggu, 21 Desember 2008

Persib Lolos ke - 24 besar CDSI


mitos akhirna terpecahkan, ya mitos persib yang selalu sulit menang di Lubuk Pakam akhirnya bisa terpecahkan. Gol Bastos dan Airlangga yang memenangkan Persib dengan score yang meyakinkan 2 - 1.

Kemenangan ini membawa Persib menjadi tim terakhir yang memastikan lolos ke 24 Besar Copa Dji Sam Soe Indonesia 2008/2009. Sedangkan di babak selanjutnya Persib akan menghadapi Persires Rengat yang di atas kertas masih di bawah pasukan Jaya Hartono.

Rabu, 24 September 2008

Mati Konyol !!

Seorang supporter salah satu tim liga super Indonesia diberitakan meninggal dunia setelah sehari sebelumnya menurut berita, korban dikeroyok orang tidak dikenal . entah siapa pelakunya ? yang jelas kejadian ini adalah aib bagi dunia sepakbola kita yang carut marut ngga jelas. pemimpinya ngga jelas, peraturan – peraturan-nya ngga tegas. Indonesia banget deh pokonya.

Masih ingat kah tahun lalu, peristiwa 4 besar liga Indonesia di senayan ? 1 korban meninggal. Nah kini cerita itu terulang lagi di kota yang sama. Entah akan ada berapa korban lagi kelak setelah kejadian ini. Yang jelas kejadian ini merupakan symbol dari kurang tegas nya sebuah peraturan. Dan satu lagi, kejadian ini adalah symbol yang menggambarkan begitu bodoh dan tolol nya seorang supporter memahami arti dari kata mendukung dan fanatisme.

“ totalitas & loyalitas tanpa batas “ jika anda seorang supporter anda pasti sering mendengarkan kalimat seperti ini, dan saya yakin setiap orang setiap isi kepala masing – masing, pastilah berbeda cara menginterpretasikan arti dari kalimat tersebut. Haruskah totalitas dan loyalitas itu berakhir dengan sebuah kematian konyol, cucuran darah yang sia-sia, sebuah kematian yang sama sekali ngga ada kontribusinya dalam mengangkat prestasi sebuah tim sepakbola yang kita dukung.

Bukankah makna dari “ totalitas & loyalitas tanpa batas “ berarti bahwa kita seorang supporter dituntut untuk tetap setia mendukung tim yang kita puja dengan segala konsekuensi yang ada. Kalah , menang, seri, tentunya kita harus siap dengan semua itu.

Ya ya ya, “ kita itu ngga satu orang, dan setiap isi kepala pastilah berbeda-beda ” Statement klise yang sering dijadikan alibi disetiap kejadian. Iya saya tahu anda tidak sendiri, anda terdiri dari puluhan ribu manusia dengan isi kepala yang berbeda. Nah sekarang saya balik bertanya, apakah ketika anda mendirikan sebuah organisasi yang dalam hal ini adalah organisasi supporter sepakbola, anda tidak berfikir dan memprediksi terlebih dahulu apa yang akan anda lakukan untuk mengorganisir puluhan ribu kepala dalam satu bendera yang anda buat ?. atau mungkin hmm yang ada dalam isi kepala anda hanyalah keuntungan belaka! Hingga lebih mementingkan Kuantitas daripada kualitas.

“ totalitas & loyalitas ” bukan berarti kita harus mati konyol tanpa memberikan kontribusi berarti bagi tim yang kita dukung. “ totalitas & loyalitas ” bukan berarti berperang saat kalah, dan angkuh disaat meraih kemenangan. “ totalitas & loyalitas ” bukan berarti mematikan nurani dan mengedepankan emosi.
Ayo mari kita dukung tim kesayangan kita masing – masing dengan cerdas dan penuh tanggung jawab. “ totalitas & loyalitas tanpa batas ” ayo kita realisasikan dengan fikiran yang jernih. tidak dengan anarkisme yang pada akhirnya merugikan kita dan tim pujaan kita.

Messages from the darkness :

jangan pernah mencari kambing hitam dalam sebuah kejadian, karena sesungguhnya seseorang yang sejati adalah seseorang yang berani maju kedepan ketika apa yang menurut orang lain berat untuk direalisasikan maka kita berani mengambil resiko untuk memulai dan menghadapinya.

“ No Bullshit Concept but real act ”

Selasa, 23 September 2008

Akhirnya Menang !

Akhirnya kemenangan yang ditunggu- tunggu datang juga. Ya akhirnya persib meraih kemenangan dilaga yang untuk pertama kalinya disaksikan kembali oleh bobotoh. Persib mengalahkan psis semarang dengan score yang sangat menyakinkan 3-1.

Kronologis pertandingan :

Hilton Moreira yang pada laga ini diplot sebagai striker, mengawali pesta kemenangan Maung Bandung pada menit empat. Tendangan kerasnya memanfaatkan umpan silang dari Gilang Angga yang gagal diantisipasi dengan baik oleh kiper PSIS, Agus Murod Alfaridzi. 1 – 0.

Pelanggaran keras defender PSIS, Edson Leonardo kepada Rafael Bastos yang berbuah tendangan bebas hanya beberapa meter diluar kotak penalti mampu dimaksimalkan playmaker asal Paraguay Lorenzo Cabanas. Tendangan keras kaki kiri cabanas lagi – lagi membuat Agus harus memungut bola dari jala gawang. 2 – 0.

Psis pun tidak tinggal diam, buktinya Gaston Castano nyaris membuat sekitar 20 ribu bobotoh yang hadir di Stadion Si Jalak Harupat terdiam. Beruntung bagi Maung Bandung, tendangan Gaston menit 17, hanya menerpa mistar gawang Persib yang semalam dikawal kiper kawakan, Cecep Spiderman Supriatna.

Perjuangan keras Mahesa Jenar untuk keluar dari tekanan Maung Bandung seolah kian berat. Setelah wasit Setiyono memberikan hukuman penalti pada menit 32. Bastos yang bertindak sebagai eksekutor sukses mengecoh Agus dan kian memperlebar keunggulan Persib menjadi 3-0..

Di babak kedua, Persib sedikit menurunkan tempo permainan. Kendati masih lebih banyak mencipta peluang emas dibanding tim tamu. Namun Maung Bandung justru harus kecolongan setelah bek andalan Persib, Nova Arianto dinilai wasit melakukan handsball. Striker PSIS asal Argentina, Gaston Castano yang mengambil eksekusi penalti berhasil menaklukan Cecep, empat menit jelang pertandingan berakhir.
Score 3 -2 untuk persib pun bertahan hingga wasit meniup peluit panjang. Alhamdulilah akhirnya Meunang Oge.

Dengan tambahan tiga poin ini, hingga sembilan pertandingan yang telah dijalani, Persib total mengumpulkan 13 poin, hasil dari empat kali kemenangan, satu seri dan empat kekalahan. Posisi Maung Bandung pun terdongkrak dua peringkat dari posisi sebelumnya 12 ke peringkat 10. “ Lumayan ”.

Semoga Persib Selalu Jaya.

Selasa, 05 Agustus 2008

Haru Biru Di Kota Surakarta !

Sedih, bangga, & bahagia bercampur aduk menjadi satu. Perasaan itulah yang dirasakan ketika melihat persib bertanding melawan persik Kediri dimanahan. Semua orang tahu bahwasanya pertandingan ini adalah sebuah pertandingan besar. Jika pun ada kekurangan dari pertandingan ini adalah tidak terdengarnya riuh sorak sorai pendukung kedua belah kubu distadion. Kerugian besar tentunya dialami oleh kubu bobotoh, sudah jatuh tertimpa tangga ! mungkin istilah ini tepat untuk disematkan kepada bobotoh. hukuman satu tahun yang diputuskan BLI sepertinya tidak cukup hingga akhirnya pertandingan pun dilaksanakan jauh diluar jawa barat dan tanpa dukungan supporter. padahal semestinya pertandingan ini dilaksanakan di bandung karena PERSIB mendapat jatah menjadi tuan rumah. tapi kenyataan tidak berjalan beriringan dengan harapan. akhirnya pertandingan pun dilaksanakan jauh diluar jawa barat.

Perjalanan jauh nan melelahkan dari ujung timur jelas terlihat dari wajah – wajah berseragam biru dilapangan. Semua bobotoh tahu bahwa semua laga tandang persib berakhir dengan kekalahan dan tentu saja hal itu membuat semua bobotoh merasa resah. Apalagi tim yang dihadapi adalah sebuah tim dengan materi yang menakutkan yang diisi para bintang.

Masih ada sedikit asa dihati para bobotoh yang merindukan sebuah kemenangan, dan asa itulah yang membuat bobotoh selalu ada untuk persib kapanpun dan dimanapun sekalipun persib saat ini sedang dirundung banyak masalah. Mulai dari kerusuhan para bobotoh hingga statement bapa kapolda yang keukeuh dengan keputusanya tentang ijin pelaksanaan pertandingan PERSIB di kandang.

Surakarta menjadi saksi. saksi bisu dari setiap tetesan keringat tanpa lelah para punggawa PERSIB yang terus berlari dan berlari tiada henti. Mungkin yang difikirkan para pemain PERSIB adalah bagaimana caranya agar tidak kalah dan pulang dengan tangan hampa. Jika seandainya kita yang berada ditengah – tengah lapangan dengan segala kesulitan yang ada mungkin kita akan memilih menjadi pengecut lalu bersembunyi dibalik argument – argument yang dipublikasikan diberbagai media. Tapi tidak dengan PERSIB. meski rasa lelah mendera, meski hati sedang dalam keadaan terluka, malam ini PERSIB begitu perkasa. Layaknya seorang kesatria yang sedang terluka yang dengan gagahnya bertarung memperjuangan hargadiri dan kehormatan hingga darah penghabisan itulah PERSIB malam ini.

Indah, begitulah hati kecil ini berkata. Sebuah hadiah kemenangan yang diraih dalam situasi yang sulit sangatlah terasa indah. Apalagi kemenangan itu seperti sebuah kerinduan panjang yang didambakan. Kemenangan yang diraih disaat banyak pihak memandang sinis, disaat banyak pihak seperti berkonspirasi hendak melakukan penghianatan untuk menjatuhkan.

Terimakasih PERSIB, terimakasih atas hadiah yang engkau berikan kepada kami. Teriakan sekeras apapun mungkin tidak akan mampu membayar apa yang telah engkau berikan kepada kami. Terimakasih PERSIB.

Didedikasikan untuk PERSIB tercinta :

Maafkan kami yang telah melukaimu
Maafkan kami yang tidak dapat menemanimu
Atas nama emosi, maafkan semua ketololan kami
Ketololan yang membuat dirimu dirundung masalah
Ketololan yang membuat mereka tertawa gembira
Ketololan yang kami lakukan hingga kamu terluka
Maafkan kami PERSIB

Dari BOBOTOH untuk PERSIB

Senin, 04 Agustus 2008

It's Not Fair !


awalnya pelarangan penggunaan atribut selama 1 tahun, lalu muncul lagi hukuman baru berupa pelarangan melakukan pertandingan kandang, diteruskan dengan keputusan kapolda jabar yang sangat mengejutkan, khusus nya bagi semua bobotoh. belum lagi pihak pengelola stadion " Si Jalak Harupat " yang menolak untuk memberikan ijin penggunaan stadion kepada panpel PERSIB dengan alasan sedang ada perbaikan infrastruktur. lalu apalagi ? mungkinkah persib tiba - tiba mendapatkan hukuman " terdegradasi secara otomatis ". mudah - mudahan tidak separah itu. semoga sifat plin - plan BLI tidak separah itu merumuskan sebuah keputusan.

1 tahun tanpa atribut ! dari beberapa statement bobotoh di situs - situs di internet jelas terlihat bahwasanya bobotoh menerima itu dengan lapang dada. tapi jika hukuman yang telah ditetapkan itu kini tiba - tiba bertambah maka rasa kesal dan bencilah yang timbul. belum juga reda penderitaan lalu, kini datang penderitaan baru. Statement bapa KAPOLDA yang tidak bisa memberikan ijin keramaian " ijin pertandingan persib " menambah beban penderitaan bagi semua bobotoh.

menunggu dan menunggu itulah yang saat ini dilakukan bobotoh, menunggu sebuah kepastian dari semua pihak terkait yang memiliki otoritas merumuskan keputusan " BLI & KAPOLDA ". bisakah bobotoh bertahan ? bisakah bobotoh terus bersabar ? patut kita tunggu apa aksi yang akan dilakukan bobotoh atas kekecewaan terhadap fakta yang terjadi.

sepadankah kerusuhan 20 juli lalu dengan semua hukuman yang diterima saat ini ? jika kita tanyakan pada BLI, mungkin jawaban yang akan kita dapatkan adalah " tunggu saja , masalah ini sedang kami bicarakan ". dan jika kita tanyakan kepada bobotoh, apa jawaban mereka ? dari beberapa bobotoh yang saya tanya mayoritas mereka menjawab " it's not fair ".
dari pertanyaan - pertanyaan itu, jelas bahwa mayoritas bobotoh sangatlah kecewa akan semua keputusan itu. tapi apa daya hanya menunggulah yang kami bisa.

jika saja darah yang kami cucurkan bisa meredakan semua hukuman, maka biarkanlah darah ini mengalir membasahi tubuh kami. jika saja ayunan parang bukan tindakan pelanggaran hukum maka biarkanlah kami ayunkan parang untuk memperjuangkan hak kebebasan kami berekspresi. agar kami tidak kehilangan hak kami untuk sekedar menyaksikan tim kesayangan kami bermain.

Kamis, 31 Juli 2008

"Terhukum 1 Tahun"

Sehubungan dengan keputusan sanksi 1 tahun tanpa atribut terhadap bobotoh Persib. Maka dengan ini kami --bobotoh Persib di Internet-- akan menjalankan keputusan ini sebagai bahan renungan untuk bertindak lebih baik lagi dikemudian hari. Sebagai bentuk kebanggaan kami terhadap Persib Bandung dan demi kemajuan sepakbola indonesia pada umunya.

Tindakan ini bukan merupakan pembenaran atau menyalahkan pihak-pihak tertentu sebagai sebab jatuhnya sanksi. Tindakan ini sifatnya lebih kepada bagaimana kita melihat kedepan, bagaimana kita bersikap, dan apa yang harus kita lakukan dihari depan.

seandainya hukuman ini bisa membuat kami menjadi lebih baik, maka berikanlah kami kekuatan dan ketabahan dalam menjalaninya. tidak ada akibat jika tidak ada sebab, dan mungkin hukuman ini adalah sebuah konsikuensi yang harus kami terima atas ekspresi kami yang mungkin berlebihan dalam mendukung sang pujaan. dan mudah - mudahan semua yang telah terjadi ini menjadi titik awal sebuah perubahan sikap yang mungkin didambakan semua bobotoh, yaitu bobotoh yang lebih bijaksana dalam menyikapi semua kenyataan yang dihadapi. pun ketika PERSIB mengalami sebuah kekalahan. bobotoh sejati adalah bobotoh setia yang selalu ada sekalipun PERSIB sang pujaan berada dalam keterpurukan.

Tertanda,

Komunitas Bobotoh Sa-alam Dunya

Sabtu, 26 Juli 2008

Tanpa atribut siapa takut !

Komisi Disiplin (Komdis) PSSI memberikan sanksi kepada Bobotoh tidak boleh menggunakan atribut Persib saat menonton sepakbola di lingkungan PSSI selama setahun. Komdis menjatuhkan sanksi tersebut menyusul kerusuhan yang terjadi pada pertandingan Persib vs Persija di Stadion Siliwangi, Minggu (19/7). Pertandingan harus terhenti pada 5 menit terakhir, dan dimenangi Persija 2-3. ( source : http://persib-bandung.or.id/ )

bagaimana hukuman ini ditanggapi semua bobotoh ? yang pasti tidak ada yang merasa tidak kecewa. biru sudah terlanjur identik dengan persib dimanapun & kapanpun. biru sudah terlanjur menjadi trademark yang tidak bisa dipisahkan begitu saja. tapi biru setahun kedepan harus direlakan hilang di siliwangi. Tidak ada sanksi yang terasa mudah untuk dijalani, apalagi jika sanksi tersebut jelas - jelas membunuh sebuah kebiasaan yang telah mendarah daging dan telah menjadi budaya, khususnya bagi semua bobotoh.

sanksi adalah sanksi dan itu wajib ditunaikan hingga masa hukuman yang telah ditentukan usai. tidak ada alasan untuk membela diri, apalagi kejadian malam itu sangat jelas dan disiarkan secara langsung oleh sebuah stasiun TV. " karena nila setitik rusak susu sebelanga " mungkin istilah ini sangat lah tepat untuk disematkan kepada semua pihak yang merasa atau mendeklarasikan dirinya sebagai seorang bobotoh. tapi sudahlah yang terjadi biarkanlah terjadi, karena penyesalan sebesar apapun tidak akan menjadi dewa penolong.

sebaiknya kita berdo'a, dengan adanya kejadian ini mudah - mudahan semua pihak yang terkait menjadi lebih waspada hingga kejadian - kejadian yang serupa tidak terulang kembali dipertandingan - pertandingan persib berikutnya ataupun dipertandingan tim lain.

tanpa atribut siapa takut ? bobotoh akan tetap hadir distadion begitulah komitmen beberapa teman di millist ataupun di situs - situs komunitas bobotoh persib lainya. justru dengan adanya hukuman ini bobotoh dituntut untuk lebih kreatif. dibawah ini ditampilkan desain t-shirt hasil karya barudak Viking Persib Club " ( Source : http://vikingpersib.net/ ) "

kita tunjukan siapa yang lebih cerdas ! PSSI atau kita para bobotoh yang telah mereka nilai bahwasanya kita adalah sekumpulan perusuh. ingat ada siang ada juga malam ! ada hitam dan ada juga putih ! no bodies perfect ! jika malam itu dijadikan acuan sebagai penilaian silahkan. tapi tidak bagi kami yang menyaksikan itu secara langsung dilapangan, kami punya argumen sendiri dalam menyikapi kejadian malam itu. beda kepala beda isi, beda sudut pandang dan pola fikir. so biarkan kami dengan argumen pembelaan kami, dan kalian dengan argumen kalian seburuk apapun argumen kalian tentang kami. karena kami akan tetap ada dan selalu ada untuk PERSIB.

" BAGIMU PERSIB JIWA RAGA KAMI "

Jumat, 25 Juli 2008

tidak perlu disesali !

sebagai seorang supporter, siapa yang tidak merasa kecewa ketika tim kesayangan nya mengalami kekalahan. apalagi kekalahan itu didapat dari tim yang notabene merupakan musuh besarnya. malam itu menjadi malam panjang bagi semua mata yang menyaksikan pertandingan tersebut secara langsung, begitupun sayah. jauh - jauh sengaja datang dari jakarta hanya untuk menyaksikan laga tersebut. tapi apadaya, kenyataan berkata lain. semua harapan dan angan - angan sebuah kemenangan sirna begitu saja.
kecewakah ? jelas sangat kecewa. haruskah sebuah kekecewaan diluapkan dengan tindakan anarkis ? tergantung. itu jawab sayah ketika beberapa teman mengajak duduk bersama dan membicarakan semua hal tentang kekalahan dan semua kejadian malam itu. atas rasa penasaran seorang teman kembali bertanya, tergantung pada apa dan apa alasan nya ? dan tanpa ragu - ragu sayah pun menjawab " ya tergantung orang nya ".
mungkin jika malam itu hanya ada 1000 atau 2000 orang didalam stadion kemungkinan kita masih bisa saling mengingatkan dengan sebuah teriakan. tapi jika didalam stadion tersebut sudah berkumpul puluhan ribu kepala dengan berbagai sudut pandang dan pola fikir yang berbeda dalam menyikapi semua yang terjadi ditengah lapangan apa yang akan terjadi ? sayapun balik bertanya, coba fikir serasional mungkin apa yang akan terjadi ? yang jelas teriakan sekeras apapun sangat kecil kemungkinan nya untuk bisa didengar apalagi kondisi malam itu sedang tidak memihak. akhirnya ya bisa kita liat, luapan emosi yang sudah tidak bisa terkendali akhirnya berubah bentuk menjadi tindakan anarkis yang pada akhirnya merugikan diri sendiri.
siapa yang salah ? ta'ada yang salah malam itu, yang jelas jika kita renungkan dengan kepala dingin dan sedikit lebih realistis. bahwasanya dalam sebuah pertandingan dan persaingan selalu ada yang menang dan ada yang kalah. ingat teori roda pedati ! dia selalu bergerak berputar, kadang bertumpu diatas dan kadang bertumpu dibawah. ingat sebuah kekalahan bukanlah akhir dari segalanya. bukankah sebuah kemenangan yang diraih saat kita mencoba bangkit dari kekalahan sebelumnya akan terasa lebih manis dan lebih bermakna ! kemenangan sejati adalah sebuah kemenangan ketika kita sudah mampu menerima sebuah kekalahan dengan lapang dada.
kalah bukan berarti kita harus menundukan kepala, kita masih bisa membusungkan dada jika memang kekalahan tersebut didapat setelah pemain tim kesayangan kita bermain secara all out mengeluarkan segala kemampuan nya diatas lapangan. masalah perbedaan pendapat biarlah itu hilang dengan sendirinya. toh semua argumentasi dari rasa kecewa itu ada atas dasar cinta yang begitu dalam kepada tim kesayangan yang tentunya selalu diharapkan untuk meraih kemenangan disetiap pertandingan yang dilaluinya.
kekalahan bukan untuk disesali, tapi kekalahan adalah hal untuk kita berintrospeksi diri. dan mencoba untuk menjadi lebih baik dihari esok.

Kamis, 24 Juli 2008

Persib Bandung

Sebelum bernama Persib, di Kota Bandung berdiri Bandoeng Inlandsche Voetball Bond ( BIVB ) pada sekitar tahun 1923. BIVB ini merupakan salah satu organisasi perjuangan kaum nasionalis. Tercatat sebagai Ketua Umum BIVB adalah Mr. Syamsudin yang kemudian diteruskan oleh putra pejuang wanita Dewi Sartika, yakni R. Atot.
Atot ini pulalah yang tercatat sebagai Komisaris daerah Jawa Barat yang pertama. BIVB memanfaatkan lapangan Tegallega didepan tribun pacuan kuda. Tim BIVB ini beberapa kali mengadakan pertandingan diluar kota seperti Yogyakarta dan Jatinegara Jakarta.
BIVB kemudian menghilang dan muncul dua perkumpulan lain yang juga diwarnai nasionalisme Indonesia yakni Persatuan Sepak Bola Indonesia Bandung ( PSIB ) dan National Voetball Bond ( NVB ).
Pada tanggal 14 Maret 1933, kedua perkumpulan itu sepakat melakukan fusi dan lahirlah perkumpulan yang bernama Persib yang kemudian memilih Anwar St. Pamoentjak sebagai Ketua Umum. Klub- klub yang bergabung kedalam Persib adalah SIAP, Soenda, Singgalang, Diana,Matahari, OVU, RAN, HBOM, JOP, MALTA, dan Merapi.
Di Bandung pun saat itu pun sudah berdiri perkumpulan sepak bola yang dimotori oleh orang- orang Belanda yakni Voetbal Bond Bandung & Omstreken ( VBBO). Perkumpulan ini kerap memandang rendah Persib. Seolah- olah Persib merupakan perkumpulan “ kelas dua “. VBBO sering mengejek Persib. Maklumlah pertandingan- pertandingan yang dilangsungkan oleh Persib dilakukan dipinggiran Bandung—ketika itu—seperti Tegallega dan Ciroyom. Masyarakat pun ketika itu lebih suka menyaksikan pertandingan yang digelar VBBO. Lokasi pertandingan memang didalam Kota Bandung dan tentu dianggap lebih bergengsi, yaitu dua lapangan dipusat kota, UNI dan SIDOLIG.
Persib memenangkan “ perang dingin “ dan menjadi perkumpulan sepakbola satu- satunya bagi masyarakat Bandung dan sekitarnya.Klub- klub yang tadinya bernaung dibawah VBBO seperti UNU dan SIDOLIG pun bergabung dengan Persib. Bahkan VBBO kemudian menyerahkan pula lapangan yang biasa mereka pergunakan untuk bertanding yakni Lapangan UNI, Lapangan SIDOLIG ( kini Stadion Persib ), dan Lapangan SPARTA ( kini Stadion Siliwangi ). Situasi ini tentu saja mengukuhkan eksistensi Persib di Bandung.
Ketika Indonesia jatuh ke tangan Jepang. Kegiatan persepakbolaan yang dinaungi organisasi lam dihentikan dan organisasinya dibredel. Hal ini tidak hanya terjadi di Bandung melainkan juga diseluruh tanah air. Dengan sendirinya Persib mengalami masa vakum. Apalagi Pemerintah Kolonial Jepang pun mendirikan perkumpulan baru yang menaungi kegiatan olahraga ketika itu yakni Rengo Tai Iku Kai.
Tapi sebagai organisasi bernapaskan perjuangan, Persib tidak takluk begitu saja pada keinginan Jepang. Memang nama Persib secara resmi berganti dengan nama yang berbahasa Jepang tadi. Tapi semangat juang, tujuan dan misi Persib sebagai sarana perjuangan tidak berubah sedikitpun.Pada masa Revolusi Fisik, setelah Indonesia merdeka, Persib kembali menunjukkan eksistensinya. Situasi dan kondisi saat itu memaksa Persib untuk tidak hanya eksis di Bandung. Melainkan tersebar diberbagai kota, sehingga ada Persib di Tasikmalaya, Persib di Sumedang, dan Persib di Yogyakarta.
Pada masa itu prajurit- prajurit Siliwangi hijrah ke ibukota perjuangan Yogyakarta. Baru tahun 1948 Persib kembali berdiri di Bandung, kota kelahiran yang kemudian membesarkannya. Rongrongan Belanda kembali datang, VBBO diupayakan hidup lagi oleh Belanda ( NICA ) meski dengan nama yang berbahasa Indonesia Persib sebagai bagian dari kekuatan perjuangan nasional tentu saja dengan sekuat tenaga berusaha menggagalkan upaya tersebut.
Pada masa pendudukan NICA tersebut, Persib didirikan kembali atas usaha antara lain, dokter Musa, Munadi, H. Alexa, Rd. Sugeng dengan Ketua Munadi. Perjuangan Persib rupanya berhasil, sehingga di Bandung hanya ada satu perkumpulan sepak bola yakni Persib yang dilandasi semangat nasionalisme.
Untuk kepentingan pengelolaan organisasi, decade 1950- an ini pun mencatat kejadian penting. Pada periode 1953- 1957 itulah Persib mengakhiri masa pindah- pindah secretariat. Walikota Bandung saat itu R. Enoch, membangunkan Sekretariat Persib di Cilentah. Awal Persib memiliki gedung yang kini berada di Jalan Gurame, adalah upaya R. Soendoro, seorang overste replubiken yang baru keluar dari LP Kebonwaru pada tahun 1949. Pada waktu itu, melalui kepengurusan yang dipimpinnya, Soendoro menghadap kepada R. Enoch yang kebetulan kawan baiknya.
Dari hasil pembicaraan, Walikota mendukung dan memberikan sebidang tanah di Jalan Gurame sekarang ini. Pada saat itu, karena kondisi keuangan yang memprihatinkan, Persib tidak memiliki dana untuk membangun gedung, Soendoro kembali menemui Walikota dan menyatakan, “ Taneuh puguh deui, tapi rapat ditiungan ku langit biru,” kata Soendoro. Akhirnya Enoch juga membantu membangun gedung yang kemudian mengalami dua kali renovasi. Kiprah Soendoro sendiri didunia sepak bola diteruskan putranya, antara lain, Soenarto, Soenaryono, Soenarhadi, Risnandar, dan Giantoro serta cucunya Hari Susanto.
Dalam menjalankan roda organisasi beberapa nama yang juga berperan dalam berputarnya roda organisasi Persib adalah Mang Andun dan Mang Andi. Kedua kakak beradik ini adalah orang lapangan Persib. Tugas keduanya, sekarang ini dilanjutkan oleh putra dan menantunya, Endang dan Ayi sejak 90-an. Selain juga staf administrasi Turahman.
Renovasi pertama dilakukan pada kepemimpinan Kol. CPM Adella ( 1953- 1963 ). Kini sekretariat Persib di Jalan Gurame itu sudah cukup representatif, apalagi setelah Ketua Umum H. Wahyu Hamijaya ( 1994- 1998 ) merenovasi gedung tersebut sehingga menjadi kantor yang memadai untuk mewadahi berbagai kegiatan kesekretariatan Persib. Kemampuan Persib menjaga nilai- nilai dan tradisinya serta menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman tentu tidak lepas dari figur Ketua Umum bukan hanya figur yang berkemampuan mengelola organisasi dalam artian agar organisasi itu terus hidup, melainkan juga figur yang mampu menggali potensi dan mengakomodasikan kekuatan yang ada, sehingga kiprah Persib dalam kancah sepakbola nasional terus berlangsung lewat berbagai karya Persib.

~ Wilujeng Sumping di rorompokna bobotoh PERSIB, Mangga calik , mung punteun teu aya cai - cai acan ~