Selasa, 05 Agustus 2008

Haru Biru Di Kota Surakarta !

Sedih, bangga, & bahagia bercampur aduk menjadi satu. Perasaan itulah yang dirasakan ketika melihat persib bertanding melawan persik Kediri dimanahan. Semua orang tahu bahwasanya pertandingan ini adalah sebuah pertandingan besar. Jika pun ada kekurangan dari pertandingan ini adalah tidak terdengarnya riuh sorak sorai pendukung kedua belah kubu distadion. Kerugian besar tentunya dialami oleh kubu bobotoh, sudah jatuh tertimpa tangga ! mungkin istilah ini tepat untuk disematkan kepada bobotoh. hukuman satu tahun yang diputuskan BLI sepertinya tidak cukup hingga akhirnya pertandingan pun dilaksanakan jauh diluar jawa barat dan tanpa dukungan supporter. padahal semestinya pertandingan ini dilaksanakan di bandung karena PERSIB mendapat jatah menjadi tuan rumah. tapi kenyataan tidak berjalan beriringan dengan harapan. akhirnya pertandingan pun dilaksanakan jauh diluar jawa barat.

Perjalanan jauh nan melelahkan dari ujung timur jelas terlihat dari wajah – wajah berseragam biru dilapangan. Semua bobotoh tahu bahwa semua laga tandang persib berakhir dengan kekalahan dan tentu saja hal itu membuat semua bobotoh merasa resah. Apalagi tim yang dihadapi adalah sebuah tim dengan materi yang menakutkan yang diisi para bintang.

Masih ada sedikit asa dihati para bobotoh yang merindukan sebuah kemenangan, dan asa itulah yang membuat bobotoh selalu ada untuk persib kapanpun dan dimanapun sekalipun persib saat ini sedang dirundung banyak masalah. Mulai dari kerusuhan para bobotoh hingga statement bapa kapolda yang keukeuh dengan keputusanya tentang ijin pelaksanaan pertandingan PERSIB di kandang.

Surakarta menjadi saksi. saksi bisu dari setiap tetesan keringat tanpa lelah para punggawa PERSIB yang terus berlari dan berlari tiada henti. Mungkin yang difikirkan para pemain PERSIB adalah bagaimana caranya agar tidak kalah dan pulang dengan tangan hampa. Jika seandainya kita yang berada ditengah – tengah lapangan dengan segala kesulitan yang ada mungkin kita akan memilih menjadi pengecut lalu bersembunyi dibalik argument – argument yang dipublikasikan diberbagai media. Tapi tidak dengan PERSIB. meski rasa lelah mendera, meski hati sedang dalam keadaan terluka, malam ini PERSIB begitu perkasa. Layaknya seorang kesatria yang sedang terluka yang dengan gagahnya bertarung memperjuangan hargadiri dan kehormatan hingga darah penghabisan itulah PERSIB malam ini.

Indah, begitulah hati kecil ini berkata. Sebuah hadiah kemenangan yang diraih dalam situasi yang sulit sangatlah terasa indah. Apalagi kemenangan itu seperti sebuah kerinduan panjang yang didambakan. Kemenangan yang diraih disaat banyak pihak memandang sinis, disaat banyak pihak seperti berkonspirasi hendak melakukan penghianatan untuk menjatuhkan.

Terimakasih PERSIB, terimakasih atas hadiah yang engkau berikan kepada kami. Teriakan sekeras apapun mungkin tidak akan mampu membayar apa yang telah engkau berikan kepada kami. Terimakasih PERSIB.

Didedikasikan untuk PERSIB tercinta :

Maafkan kami yang telah melukaimu
Maafkan kami yang tidak dapat menemanimu
Atas nama emosi, maafkan semua ketololan kami
Ketololan yang membuat dirimu dirundung masalah
Ketololan yang membuat mereka tertawa gembira
Ketololan yang kami lakukan hingga kamu terluka
Maafkan kami PERSIB

Dari BOBOTOH untuk PERSIB

Senin, 04 Agustus 2008

It's Not Fair !


awalnya pelarangan penggunaan atribut selama 1 tahun, lalu muncul lagi hukuman baru berupa pelarangan melakukan pertandingan kandang, diteruskan dengan keputusan kapolda jabar yang sangat mengejutkan, khusus nya bagi semua bobotoh. belum lagi pihak pengelola stadion " Si Jalak Harupat " yang menolak untuk memberikan ijin penggunaan stadion kepada panpel PERSIB dengan alasan sedang ada perbaikan infrastruktur. lalu apalagi ? mungkinkah persib tiba - tiba mendapatkan hukuman " terdegradasi secara otomatis ". mudah - mudahan tidak separah itu. semoga sifat plin - plan BLI tidak separah itu merumuskan sebuah keputusan.

1 tahun tanpa atribut ! dari beberapa statement bobotoh di situs - situs di internet jelas terlihat bahwasanya bobotoh menerima itu dengan lapang dada. tapi jika hukuman yang telah ditetapkan itu kini tiba - tiba bertambah maka rasa kesal dan bencilah yang timbul. belum juga reda penderitaan lalu, kini datang penderitaan baru. Statement bapa KAPOLDA yang tidak bisa memberikan ijin keramaian " ijin pertandingan persib " menambah beban penderitaan bagi semua bobotoh.

menunggu dan menunggu itulah yang saat ini dilakukan bobotoh, menunggu sebuah kepastian dari semua pihak terkait yang memiliki otoritas merumuskan keputusan " BLI & KAPOLDA ". bisakah bobotoh bertahan ? bisakah bobotoh terus bersabar ? patut kita tunggu apa aksi yang akan dilakukan bobotoh atas kekecewaan terhadap fakta yang terjadi.

sepadankah kerusuhan 20 juli lalu dengan semua hukuman yang diterima saat ini ? jika kita tanyakan pada BLI, mungkin jawaban yang akan kita dapatkan adalah " tunggu saja , masalah ini sedang kami bicarakan ". dan jika kita tanyakan kepada bobotoh, apa jawaban mereka ? dari beberapa bobotoh yang saya tanya mayoritas mereka menjawab " it's not fair ".
dari pertanyaan - pertanyaan itu, jelas bahwa mayoritas bobotoh sangatlah kecewa akan semua keputusan itu. tapi apa daya hanya menunggulah yang kami bisa.

jika saja darah yang kami cucurkan bisa meredakan semua hukuman, maka biarkanlah darah ini mengalir membasahi tubuh kami. jika saja ayunan parang bukan tindakan pelanggaran hukum maka biarkanlah kami ayunkan parang untuk memperjuangkan hak kebebasan kami berekspresi. agar kami tidak kehilangan hak kami untuk sekedar menyaksikan tim kesayangan kami bermain.
~ Wilujeng Sumping di rorompokna bobotoh PERSIB, Mangga calik , mung punteun teu aya cai - cai acan ~