Jumat, 25 Juli 2008

tidak perlu disesali !

sebagai seorang supporter, siapa yang tidak merasa kecewa ketika tim kesayangan nya mengalami kekalahan. apalagi kekalahan itu didapat dari tim yang notabene merupakan musuh besarnya. malam itu menjadi malam panjang bagi semua mata yang menyaksikan pertandingan tersebut secara langsung, begitupun sayah. jauh - jauh sengaja datang dari jakarta hanya untuk menyaksikan laga tersebut. tapi apadaya, kenyataan berkata lain. semua harapan dan angan - angan sebuah kemenangan sirna begitu saja.
kecewakah ? jelas sangat kecewa. haruskah sebuah kekecewaan diluapkan dengan tindakan anarkis ? tergantung. itu jawab sayah ketika beberapa teman mengajak duduk bersama dan membicarakan semua hal tentang kekalahan dan semua kejadian malam itu. atas rasa penasaran seorang teman kembali bertanya, tergantung pada apa dan apa alasan nya ? dan tanpa ragu - ragu sayah pun menjawab " ya tergantung orang nya ".
mungkin jika malam itu hanya ada 1000 atau 2000 orang didalam stadion kemungkinan kita masih bisa saling mengingatkan dengan sebuah teriakan. tapi jika didalam stadion tersebut sudah berkumpul puluhan ribu kepala dengan berbagai sudut pandang dan pola fikir yang berbeda dalam menyikapi semua yang terjadi ditengah lapangan apa yang akan terjadi ? sayapun balik bertanya, coba fikir serasional mungkin apa yang akan terjadi ? yang jelas teriakan sekeras apapun sangat kecil kemungkinan nya untuk bisa didengar apalagi kondisi malam itu sedang tidak memihak. akhirnya ya bisa kita liat, luapan emosi yang sudah tidak bisa terkendali akhirnya berubah bentuk menjadi tindakan anarkis yang pada akhirnya merugikan diri sendiri.
siapa yang salah ? ta'ada yang salah malam itu, yang jelas jika kita renungkan dengan kepala dingin dan sedikit lebih realistis. bahwasanya dalam sebuah pertandingan dan persaingan selalu ada yang menang dan ada yang kalah. ingat teori roda pedati ! dia selalu bergerak berputar, kadang bertumpu diatas dan kadang bertumpu dibawah. ingat sebuah kekalahan bukanlah akhir dari segalanya. bukankah sebuah kemenangan yang diraih saat kita mencoba bangkit dari kekalahan sebelumnya akan terasa lebih manis dan lebih bermakna ! kemenangan sejati adalah sebuah kemenangan ketika kita sudah mampu menerima sebuah kekalahan dengan lapang dada.
kalah bukan berarti kita harus menundukan kepala, kita masih bisa membusungkan dada jika memang kekalahan tersebut didapat setelah pemain tim kesayangan kita bermain secara all out mengeluarkan segala kemampuan nya diatas lapangan. masalah perbedaan pendapat biarlah itu hilang dengan sendirinya. toh semua argumentasi dari rasa kecewa itu ada atas dasar cinta yang begitu dalam kepada tim kesayangan yang tentunya selalu diharapkan untuk meraih kemenangan disetiap pertandingan yang dilaluinya.
kekalahan bukan untuk disesali, tapi kekalahan adalah hal untuk kita berintrospeksi diri. dan mencoba untuk menjadi lebih baik dihari esok.

0 komentar:

Posting Komentar

~ Wilujeng Sumping di rorompokna bobotoh PERSIB, Mangga calik , mung punteun teu aya cai - cai acan ~